Sunday, December 23, 2012

HIperaktif cenderung sukses

SEBAGIAN orang menganggap hiperaktivitas atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sebagai tanda-tanda anak nakal. Mereka lalu berpikir ADHD sebagai penyakit. Ada baiknya Anda membuang jauh-jauh pikiran itu. ADHD bukanlah penyakit, tapi sebuah potensi terpendam yang harus diarahkan dengan baik.

Hampir semua orang pasti mengenal ilmuwan Albert Einstein. Tapi apakah Anda tahu bahwa ia juga mengalami ADHD? Bahkan ADHD juga dialami Presiden AS John F Kennedy, ilmuwan Thomas Edison, aktor Sylvester Stallone, pebasket Michael Jordan, dan pebisnis Bill Gates.

Tapi kasus itu terjadi saat mereka masih kanak-kanak. Thomas Edison misalnya. Ia dikeluarkan dari sekolah karena dianggap bodoh. Tapi siapa yang menyangka ia kemudian tumbuh menjadi seorang ilmuwan besar di kemudian hari.

Bahkan Bill Gates menjadi bos perusahaan teknologi Microsoft. Ia menjadi orang terkaya kedua di dunia dengan harta mencapai Rp610 triliun.

Semasa kecil, mereka bukanlah seorang anak yang bisa diam. Mereka kerap dicap nakal atau bodoh. Padahal mereka memiliki bakat yang sangat luar biasa.

Peneliti dari Dublin, Profesor Michael Fitzgerald, mengatakan anak ADHD yang diarahkan dengan baik akan menjadi orang sukses kelak. Omongannya itu bukan omong kosong. Tapi banyak bukti yang membenarkan pernyataan tersebut.

Gejala anak hiperaktif biasanya sulit menerima sebuah perintah, sukar memusatkan perhatian, mudah kehilangan barang, dan banyak bicara. Penyebab gejala itu masih diperdebatkan. Sebagian peneliti mengatakan pemicu ADHD akibat makanan. Tapi ada pula peneliti yang mengatakan ADHD terjadi akibat faktor genetis atau keturunan.
 
Apapun pemicunya, Fitzgerald mengatakan ADHD terjadi akibat kondisi otak yang tak dapat memproduksi senyawa kimia untuk mengorganisasikan pikiran. Tak heran bila anak-anak yang terlalu aktif terkesan tak terencana.

Mendidik anak dengan gejala itu memang tak mudah. Pendidikannya perlu diserta dengan kesabaran ketika melihat anak yang nyaris tak bisa diam.

Ada dua cara mengatasi anak hiperaktif, yaitu medis dan non medis. Penanganan dengan medis biasanya menggunakan obat-obatan yang sesuai hasil diagnosa dokter maupun psikolog.

Sedangkan penanganan secara non medis menggunakan cara alternatif tanpa obat. Biasanya anak hiperaktif menjalani pendidikan khusus, terapi perilaku, dan psikoterapi yang melibatkan seluruh anggota keluarga.

Tapi keluarga harus berhati-hari mencari sekolah bagi anak berkebutuhan khusus itu. Suasana belajar dan lingkungan sekolah harus membuatnya nyaman. Keluarga juga dapat mengikutkan kegiatan positif untuk meningkatkan kedisiplinan anak, seperti bela diri, balet, berenang, atau bermain bola basket.

Kegiatan seperti itulah yang membuat Michael Jordan dan perenang dunia Michael Phelps meraih prestasi gemilang.(RRN)

Saturday, December 22, 2012

knp anak susah belajar


http://www.asahasuh.com/usia-sekolah/1151-mengapa-anak-susah-belajar.html
Beberapa kali saya menemukan cerita tentang keresahan orangtua karena anak sulit diajak belajar..
Waktu anak habis untuk bermain, sulit duduk tengan, sangat mudah sekali teralih saat belajar, seperti memainkan alat tulis, menengok lama pada orang yang lewat, menyobek-nyobek kertas, dan lain sebagainya.
Dalam kondisi tersebut, orangtua sebenarnya perlu mencari tahu apa penyebabnya, daripada memberikan label pada anak. Misal: Ah kamu susah sekali kalau diajak belajar, kamu sukanya main saja, kamu malas sekali, dan lain sebagainya. Memberikan label negatif pada anak hanya menambah persoalan.
Beberapa penyebab yang biasanya terjadi adalah:
1. Usia
Ketika kita mengeluhkan anak yang sulit belajar, mari kita lihat berapa usianya. Usia 3-5 tahun tentu usia yang wajar jika anak belum bisa berlama-lama belajar. Rentang konsentrasi anak akan bertambah seiring dengan usia.
Kenapa saya menuliskan usia di sini. Karena beberapa kali mendapat pertanyaan tentan sulitnya anak belajar. Ketika saya tanyakan usianya, jawabannya adalah 3 tahun, 4 tahun. Usia yang sangat dini untuk mengharapkan mereka belajar dengan cara konvensional, duduk, memegang pensil dan kertas.
2.  Belum Mandiri
Pondasi munculnya inisiatif belajar, ada pada kemandirian. Kemandirian seputar aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, membersihkan diri, memilih pakaian. Kemandirian akan menyebabkan anak tumbuh rasa tanggungjawab, dan inisiatif, termasuk inisiatif menyelesaikan tugasnya dan belajar.
3. Metode belajar kurang bervariasi
Anak sebenarnya tidak jauh dari kondisi kita. Perlu hal yang dinamis. Tidak monoton. Seringkali saya lihat orangtua mendefinisikan belajar sebagai, baca buku, kerjakan soal, tiitik. Padahal belajar itu bisa beragam cara, bisa bermain kartu, tebak-tebakan, menonton video, menggambar mind map. Banyak cara yang perlu dipelajari kita sebagai pendamping belajar. Artinya sebelum mengajak anak belajar, mari kita belajar cara belajar.
4. Kurangnya suasana belajar di rumah
Pernah beberapa kali saya temui ibu yang aktif sekali meminta anak belajar. “Hei ayo belajar, besok ulangan apa, kamu kok main terus, coba ya nanti nilai kamu jelek, kamu itu susah sekali belajar”
Panjang dan lama sekali nasihat pada anak, tetapi dalam waktu yang sama, ibu sedang asyik menonton televisi.
Mengajak belajar artinya sama-sama belajar, Matikan televisi, hentikan pekerjaan, dampingi dulu si kecil belajar, dengan posisi tubuh yang setara dengan mereka. Duduk bersama, dengan semangat, “ayo kak kita belajar sama-sama”
5. Terlalu banyak bertemu dengan layar
Games, tontonan televis adalah hal yang cenderung membuat ketagihan. Beberapa anak yang belum bisa mengelola waktunya, hanya teringat untuk main games atau menonton. Perlu konsisiten mengajak anak untuk lebih disiplin. Tetapkan jadwal games dan tontonan tersebut. Misal boleh bermain games di hari libir.
5. Ada gangguan konsentrasi atau kesulitan belajar
Jika kita sudah optimal mengkondisikan anak, tetapi tidak ada perkembangan. Itulah saatnya kita berkonsultasi pada ahli, untuk mengecek apakah ia termasuk anak yang mengalami gangguan konsentrasi, atau kesulitan belajar seperti disleksia misalnya. Cek apa penyerbabnya dan bagaimana mengatasinya.

Monday, December 10, 2012

anakku sayang

sayang mama berdoa utk hamka
semoga hamka baik2 aja
jadi anak soleh
mama tau mama blm jadi ibu yang baik buat hamka
ini foto hamka ama tante sifa ya
baik ya tante sifa bawain hamka oleh2